Konsep Pendalaman Adab dan Akhlak


KONSEP PENDALAMAN ADAB DAN AKHLAK DALAM RT AT TAQWA GABUGAN

Latar belakang
Fenomena munculnya berbagai program Tahfidzul Qur’an merupakan suatu perkembangan yang harus kita syukuri. Al Qur’an sebagai kitab suci umat Islam menjadi tersebar di berbagai daerah. Sehingga membuat kita suci ini semakin akrab dengan masyarakat.

Namun kurikulum Tahfidz yang lebih banyak porsi mencetak HAFIDZ Qur’an perlu diimbangi dengan pemahaman terhadap isi Al Qur’an tersehut. Sehingga bisa selaras antara jumlah hafalan dengan penambahan pemahaman isi Al Qur’an. Harapannya para penghafal Al Quran bisa menjadi para hafidz Qur’an yang berakhlak sebagaimana isi yang ada di dalam Al Qur’an pula.

Penambahan porsi waktu yang cukup menjadi sangat diperlukan dalam rangka mentadabburi Al Qur’an. Metode ini akan mendorong dalam mengambil Ibrah dan hikmah yang terkandung di dalam Al Qur’an. Atau seorang guru bisa menanamkan nilai-nilai yang ada di dalam Al-Qur’an. Kemudian berusaha mengamalkan dalam kegiatan sehari hari. Sesuai dengan kemampuan pengamalan masing-masing murid.

Berbagai vareasi contoh bentuk pengamalan nilai dari suatu ayat-ayat di dalam Al Qur’an bisa ditampilkan. Dengan berbagai contoh aplikasi praktis pengamalan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan akan membuat murid lebih banyak referensi bentuk amalan. Sehingga akan memberikan pemahaman lebih baik pada murid murid terhadap Al Quran.

Proses pembelajaran yang demikian akan memperkuat ingatan terhadap nilai dari Al Qur’an yang ditanamkan. Harapannya akan mampu meningkatkan motivasi untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut.

Dengan melakukannya secara konsisten maka akan lebih mudah membentuk perilaku atau kebiasaan murid murid dalam berbagai macam kebaikan. Sebagaimana nilai- nilai yang terkandung di dalam Al Quran. Proses inilah yang akan menjadika cikal bakal pembentukan karakter atau akhlak sebagaimana di dalam Qur’an. Sehingga terbentuklah Hafidz Quran yang Ahlul Quran.

Pembelajaran bisa dimulai dari hal hal pokok dan penting. Namun dimulai dari yang sederhana dahulu. Atau surat surat yang biasa dihafal murid murid. Sehingga memberikan gambaran lebih baik bentuk pengamalan nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Agar tidak terlalu membebani dan menimbulkan resisten / penolakan, maka bentuk pengamalan bisa dipilih dari yang paling sederhana sesuai kemampuan murid . Dengan harapan murid masih tetap menikmati proses pengamalan ini. Selalu perkuat dengan memberikan motivasi agar tetap terjaga ghirah semangatnya

# Belajar Seiring Dengan Beramal

Para shahabat memberikan kepada kita, bagaimana menanamkan nilai nilai Al Qur’an secara bertahap. Agar benar benar dapat memahami dengan lebih dalam, menjiwai dan menghayati. Sehingga akan masuk dalam qolbu (hati nurani) dan memberikan motivasi kuat untuk mengamalkannya.

حدثنا الذين كانوا يقرئوننا القرآن، كعثمان بن عفان وعبد الله بن مسعود وغيرهما أنهم كانوا إذا تعلَّموا من النبي -صلى الله عليه وسلم- عشر آيات لم يجاوزوها حتى يتعلموا ما فيها من العلم والعمل، قالوا: فتعلمنا القرآن والعلم والعمل جميعًا
“Telah menceritakan kepada kami orang-orang yang mengajarkan kepada kami Al-Qur`an, seperti Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud dan selain keduanya bahwa ketika mereka belajar 10 ayat (Al-Qur`an) dari Nabi, mereka tidak menambah atau melewatinya hingga belajar ilmu dan amal di dalamnya. Mereka (para guru kami) bertutur, ‘Kami (dulu) belajar Al-Qur`an beserta ilmu dan amal sekaligus.”

* Sehingga belajar tidak harus langsung banyak tapi dilaiukan bertahap, memahami ilmu lebih dalam, mentadabburi lalu diikuti dengan amalan.

# Al-Qur’an Adalah Petunjuk Amal
Al Qur’an adalah petunjuk hidup untuk diamalkan dalam kehidupan. Meskipun membaca Al Qur’an mempunyai banyak keutamaan, namun hendaknya tidak hanya berhenti sampai melafadzkan saja. Hal utama yang harus dilakukan adalah memahami lebih dalam, mentadabburi/merenungkan, mengambil Ibrah dan nilai-nilainya. Kemudian berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupannya.
Jadi sekali lagi bukan hanya sekedar melafadzkan saja..

(كِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ إِلَیۡكَ مُبَـٰرَكࣱ لِّیَدَّبَّرُوۤا۟ ءَایَـٰتِهِۦ وَلِیَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ)
[Surat Shad 29]

Al-Fudhail bin ‘Iyadh pernah berkata :

إِنَّمَا أُنْزِلَ الْقُرْآَنُ لِيُعْمَلَ بِهِ, فَاتَّخَذَ النَّاسُ قِرَاءَتَهُ عَمَلًا
“Al-Qur’an diturunkan oleh Allah untuk diamalkan, akan tetapi orang-orang menjadikan bacaannya sebagai amalan”. (Akhlak Ahli Al-Qur’an hal 102 No. 37)

Keutamaan-keutamaan Al Qur’an

Allah memberikan isyarat kepada kita, untuk siapa Al Qur’an akan memberikan manfaat. Dan untuk siapa Al Qur’an tidak memberikan manfaat, namun justru memberikan kerugian.

QS al-Isroo’ : 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.

Al Qur’an juga merupakan kitab yang oleh Allah dikatakan mudah untuk mempelajarinya. Ini memberikan isyarat kepada seseorang Allah akan memudahkan bagi orang yang punya tekad untuk mempelajari Al Qur’an. Sebagaimana ayat di bawah

QS. Al-Qamar: 17
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

Allah juga menempatkan Al Qur’an sebagai petunjuk yang akan menuntun seseorang menuju ridho Allah SWT dan untuk menuju surga. Hal ini tercantum dalam

Surat Al-Baqarah 2
(ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلۡكِتَـٰبُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ هُدࣰى لِّلۡمُتَّقِینَ)

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

– Al Qur’an adalah bacaan yang apabila dibaca mendapatkan pahala. Namun fungsi Al Qur’an tidak sekedar itu. Al Qur’an adalah petunjuk hidup yang menjadi panduan dalam mengamalkan isinya. Dengan mengamalkan secara konsisten akan terbentuk Akhlakul Karimah yang sesuai dengan isi Al Qur’an. Sebagaimana fungsi Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki akhlak

Sehingga cara memahami Al Qur’an adalah dengan mengikuti perilaku Rasulullah SAW. Yaitu dengan mempelajari perjalanan hidup nabi Muhammad Saw. Karena Rasulullah adalah ALQURAN yang berjalan. Sebagaimana diceritakan Aisyah RA bahwa akhlak Rasulullah adalah seperti Al Quran
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ) رواه أحمد

Indikator Keberhasilan Mempelajari Al Qur’an

Menilai keberhasilan dalam mempelajari Al Qur’an adalah adanya ikhtiar maksimal untuk mengamalkan isi Al Qur’an. Pengamalan ini disesuaikan level dan kemampuan seseorang.

– Al Qur’an dipelajari untuk ditadabburi dan diamalkan , namun banyak yang (“terjebak sekedar”) berhenti hanya tahapan membaca sebagai amalannya.
Pembelajaran Al Qur’an akan lebih baik jika menekankan juga tentang pemahaman dan penanaman nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an yang dihafal.

# Keutamaan Mengamalkan AlQuran Dibanding Sekedar Membaca

Ibnu Qayyim mengingatkan terhadap para pembelajar AlQuran bahwa
“Mentadabburi dan mengamalkan Al Qur’an satu ayat lebih baik daripada membaca AlQuran sampai selesai namun tidak mengamalkannya.” ( Miftah Darus Sa’adah 187/1)

Dari berbagai keterangan di atas maka mempelajari Al Qur’an diniatkan bisa sampai tahapan untuk mentadabburi dan mengamalkannya. Sehingga Al Qur’an benar- benar menjadi pedoman dan petunjuk pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Al Qur’an bisa menjadi wujud menjadi SOLUSI dari berbagai macam permasalahan kehidupan kita. Dimulai dari dari hal-hal pokok yang sederhana. Kemudian ditingkatkan secara bertahap sesuai level dan kemampuan masing masing murid..

Goal
– Menamakan MINDSET menghafal Al Qur’an adalah untuk Memahami, Mentadabburi dan mengamalkan.

Kurikulum
– Adab akhlak
– Tahsin tajwid
– Tahfidz

Peran Ustadz sebagai Pendidik Bukan sekedar Pengajar
– Seorang ustadz/guru berfungsi tidak hanya mengajar, namun juga mendidik
– Sehingga fungsi sebagai tauladan/contoh harus bisa ditampilkan
– Mempunyai jiwa tanggung jawab terhadap keberhasilan terhadap santrinya.
– Berusaha semaksimal mungkin melakukan pembimbingan, pendampingan dan penqawasan dalam proses pembelajaran.
– Ustadz berusaha meningkatkan kapasitas dengan terus belajar untuk meningkatkan skill mengajar. Dan berusaha sekuatnya untuk mengamalkan sebagai perwujudan pemberian contoh dalam mendidik santri.

Metode pembelajaran adab dan akhlak
– Menanamkan akhlak dan adab anak yang bersumber dari Al Qur’an
– Metode yang kita terapkan dalam rangka menancapkan pemahaman mendalam kepada anak agar Al Qur’an yang dipelajari tidak berhenti di bacaan tapi juga diamalkan. Sehingga punya PENGALAMAN TERHADAP PENGAMALAN. Kemudian melatih secara periodik tertentu agar dapat menjalankan secara berulang dan konsisten. Sehingga akan menjadi karakter/perilaku atau akhlaknya. Ini merupakan titik krusial dan sangat penting dalam proses pembelajaran ini. Keberhasilan dalam membentuk akhlak murid sangat banyak ditentukan pada saat proses ini.

– Mempraktekkan isi dan nilai-nilai Al Qur’an ke dalam amalan sehari-hari (sesuai kondisi kekinian) bisa dilakukan dalam bentuk amalan yang terprogram/terencana secara konsisten dengan periode tertentu. Karena ini proses yang menentukan, maka harus terus dikawal dalam pengamalannya. Pemberian motivasi, cara-cara pelaksanaan amalan, vareasi bentuk amalan, kreatifitas dalam amalan harus selalu diberikan. Agar bisa terjaga konsistensinya. Sehingga benar-benar nilai-nilai Alquran bisa menjadi perilaku dan kebiasaannya. Dengan demikian seorang yang hafidz Qur’an diharapkan akan mempunyai Akhlak seperti yang ada di dalam Al Qur’an.

 

Menghafal, Memahami Al Qur’an Aktfkan Kemampuan Analisis

Menghafal dengan metode berurutan membuat lebih cepat dan lebih mudah. Namun terkadang membuat para penghafal ketika mengembalikan ingatan harus menyebutkan ayat-ayat secara berurutan dari depan. Namun Begitu ayat yang disebutkan diacak maka otak akan cukup lama dalam mengembalikan ingatan.

Latihan murajaah dengan teknik mengacak akan membuat ingatan hafalan menjadi lebih kuat.

Cara murajaah lain dengan dibantu menghafal terjemahan dan menanamkan pemahaman terhadap suatu ayat. Hal ini akan membuat ingatan dan daya analisis menjadi lebih kuat.

Metode menghafal dengan pemahaman membuat kemampuan otak analisis juga akan meningkat. Karena otak akan belajar juga memahami alur narasi kisah Al-Qur’an, memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an.

Otak juga akan mengetahui kosa kata sebagai kunci kunci yang bisa menghubungkan atau mengkaitkan dengan ayat-ayat Al Qur’an yang dihafal.

– Metode ini untuk melatih OTAK KANAN dalam berfikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif. Kemampuan ini penting dalam melatih logika, kecerdasan dan kemampuan pemahaman.

Dengan menambahkan pemahaman terhadap isi Al Qur’an akan memunculkan sikap KETAKJUBAN terhadap Al Qur’an. Hal ini akan membuat seseorang lebih mudah mentadabburi sehingga bisa bertambah keimanan, dan merasakan kebesaran Allah.

Pengamalan Al Qur’an
Tujuan inti dari mempelajari Al Qur’an adalah untuk mengamalkannya. Hal ini bisa ditempuh dengan Memberikan TUGAS TUGAS yang berkaitan dengan pengamalan nilai-nilai Al Qur’an. Akan lebih baik jika bisa dalam berbagai VAREASI MODEL amalan. Dengan banyakknya referensi bentuk amalan tersebut, akan membuat murid semakin memahami isi Al Qur’an. Sekaligus akan membantu dalam hafalannya.

Dalam proses pembelajaran sebaiknya terus menerus menerangkan hikmah dan manfaat, memberikan motivasi saat proses pembelajaran yang dilakukan. Sehingga daya tahan dalam proses pembelajaran tetap terjaga semangatnya.

Sambil terus menerus menanamkan kesadaran untuk mengamalkan isi dari ayat-ayat Al-Qur’an. Usaha Penanaman mindset beramal ini dilakukan di setiap waktu, setiap keadaan, setiap saat, dan diulang/tikrar dalam berbagai vareatif bentuk amalan. Dan bisa ditambah dengan pemberian apresiasi agar murid tetap mampu mempertahankan semangatnya.

Dengan berbagai bentuk pembelajaran pemahaman, tadabbur dan pengamalan isi Al Qur’an semoga akan membuat hafidz Qur’an yang berakhlak Al Qur’an. Aamiin.